Kajian pemanfaatan ruang kawasan pesisir studi kasus kawasan permukiman kumuh Kelurahan Padarni Kabupaten Manokwari
Abstract
Manokwari is a coastal city and the capital city of the Province which is considered as very strategic and growing city, making Manokwari more attract for jobs seeker. Many low- income people who migrate to Manokwari make densely populated and slum squatter settlements inevitable. Padarni Coastal Area is one of the urban areas with very poor environmental conditions, Irregular, disaster-prone settlements as well as basic facilities and infrastructure have not been realized properly so that the community cannot move and live properly. The results of the study were 6 causes of slum conditions: Socio-cultural Characteristics, level of urbanization, limited land, accessibility, facilities and infrastructure, and weak of government policies. With the concept of waterfront development, settlement arrangement activities are directed at the utilization of local potential, phasing improvement in the quality of settlements and sustainable slums prevention.
References
Ahmad, N. (2006). Manajemen Perko-taan. Yogyakarta: Sinergi Publi-shing.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bappeda. (2005). Teluk Sawaybu Waterfront Development. Manok-wari: Bappeda Kabupaten Manok-wari.
Baun, P. I. (2008). Thesis; Kajian Pengembangan pemanfaatan ruang terbangun dikawasan pesisir kota Kupang. Semarang: Universitas Diponegoro.
Budianto, H. T. (2001). Urbanisasi dalam interaksi keruangan kota. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Budiharjo, E. (2009). Perumahan dan Permukiman di Indonesia. Ban-dung: Alumni.
Djumiko. (2010). Identifikasi Ciri-Ciri Perumahan Di Kawasan Pesisir Kasus Kelurahan Sambuli Dan Todonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari. Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 7, No 11, 11.
Eko, T. (2012). Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaiannya Ter-hadap RDTR di Wilayah Peri-Urban (Studi Kasus: Kecamatan Mlati). Jurnal Perencanaan Wilayah dan kota Vol 8, No 4 (2012): UNDIP Semarang, 4.
Firmansyah, F. (2013). Pengindraan Jauh Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan. Seminar Nssional Pendaya-gunaan Informasi Geospasial (hal. 164-169). Surabaya : FTSP-ITS.
Haryadi dan B Setyawan. (2000). Arsitektur Lingkungan dan Perilaku Teori, Metodologi dan Aplikasi. Jakarta: Proyek Pengembangan Pusat Studi Lingkungan Direktorat Pendidikan Tinggi Departement Pendidikan & Kebudayaan.
Jayadinata, J. T. (1999). Tata Guna Tanah dalam Perencanaan. Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Kamus Tata Ruang edisi I. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. KEMENPUPERA. (2016). Lapo-ran Kinerja Direktorat Jendral Cipta Karya. Jakarta: KEMEN-PUPERA.
Kodoatie, R. J. (2010). Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi Offset.
Koester, R. H. (2001). Dimensi Kerua-ngan Kota. akarta.: Universitas.
Koeswahyono., H. d. (2008). Aspek Kebijaksanaan Hukum Penatagu-naan Tanah dan Penataan Ruang. Jakarta : Sinar Grafika.
Koeswahyono., H. d. (2008). Aspek Kebijaksanaan Hukum Penatagu-naan Tanah dan Penataan Ruang. Jakarta: Sinar Grafika.
KOTAKU. (2018). Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permuki-man. Manokwari: Kelurahan Padarni.
Kuswartojo, T. (2005). Perumahan dan permukiman di Indonesia. ITB: Bandung.
Peraturan Daerah Kab Manokwari No 10 tahun 2003 tentang Bangunan Gedung. Manokwari: Pemerintah Kab. Manokwari.
Kabupaten Manokwari Dalam Angka Tahun 2017. Manokwari: BPS.
Mardhani, H. (2012). Penanganan Ka-wasan permukiman kumuh tepi sungai Barito Puruk Cahu. Jurnal Perspektif Arsitektur Volume 7 / No.2, Desember 2012, 27.
Muchsin, I. K. (2008). Aspek kebijak-sanaan, hukum penatagunaan tanah & penataan ruang. Jakarta: Sinar Grafika.
Mulyono, S. (2006). Penatagunaan Tanah sebagai Sub Sistem dari Penataan Ruang. Yoyakarta: Aditya media,.
Mulyono, S. (2012). Tata Guna Tanah dan Penyerasian Tata Ruang. Surabaya.: Pustaka Pelajar.
Otto, S. (1991). Ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan. Ban-dung: Djembatan.
Pamekas, R. (2013). Pembangunan dan pengelolaan infrastruktur kawasan permukiman. Bandung: Dunia Pustaka Jaya.
Prakoso, A. A. (2017). Arahan pengem-bangan Kawasan wisata sungai Musi Kota Palembang. Jurnal Arsitektur dan Perencanaan, Vol. 1, No. 1, Desember 2017, 1-10. Diakses dari https://ejournal. unisayogya.ac.id.
Prasetyo, B. &. (2006). Metode penelitian kuantitatif: teori dan aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Permen PU No.29 Tahun 2006 Tentang pedoman persyaratan teknis ba-ngunan gedung.
Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang.
Peraturan Pemerintah Indonesia No. 66. Tentang Kesehatan Lingkungan.
PermenPUPERA Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan data dan informasi Geospasial Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UU No. 28/2002 tentang bangunan gedung.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 2 Tahun 2016 Tentang Pening-katan Kualitas Terhadap Peruma-han Kumuh dan Permukiman Kumuh.
Profil Kelurahan Padarni Tahun 2016. Manokwari: Kelurahan Padarni.
Ridwan, M. (2017). Skripsi; Arahan penataan kawasan Tepi Air (Water Front) Sungai Musi Sebagai Kawasan Pariwisata. Bandung: universitas pasundan. Diakses dari http://repository.unpas.ac.id/29004/
Rokhmin Dahuri . (2001). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Bogor: Pradnya Paramita. RTRW Kab. Manokwari Tahun 2013-2033.
Manokwari: Bappeda Kab Manokwari. Sadana, A. (2014). Perencanaan Kawasan Perumahan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Samadhi, N. (2004). Perilaku dan Pola Ruang. Malang: LPPM TPWK ITN Malang. Simorangkir, E. (2018, April 2). https://finance. detik.com/properti/d-3948964/ pupr-tambah-kriteria-rumah-layak-huni-ke-tipe-45.Diakses dari detik.com.
SNI 03-1733-2004. Tata cara perencanaan lingkungan peruma-han perkotaan, 19-20.
Sugiharto E, S. I. (2013. ). Studi Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nela-yan di Kampung Gurimbang Kecamatan Sambaliung Kabupa-ten Riau. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis, 50-62.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Suryanto. (2009). Thesis: Daya dukung lingkungan daerah aliran sungai untuk pengembangan kawasan permukiman. Semarang: Universi-tas Diponegoro.
Sutedi, A. (2011). Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik. Jakarta: Sinar Grafika. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik terpusat Skala Lingkungan. Ja-karta: Ditjen Cipta Karya-DIt PPLP.
Trigus Eko, S. R. (2012). Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesu-aiannya terhadap RDTR di Wilayah Peri-Urban Studi Kasus: Kecamatan Mlati. Jurnal Pemba-ngunan Wilayah dan Kota, 331.
Ucok Heriady Ridwan, S. R. (2012). Kualitas Lingkungan Permukiman Masyarakat Suku Bajo di Daerah yang Berkarakter Pinggiran Kota dan Daerah Berkarakter Pedesaan di Kabupaten Muna. Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Kota Vol. 8, 118-125.
Undang-undang No. 27 tentang Penge-lolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Undang-Undang No. 1 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Undang Undang No. 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang .
Utami, W. (2012). Skripsi : Keterkaitan Pola Pergerakan Transportasi Pada Jaringan Jalan Terhadap Perkem-bangan Wilayah di Kecamatan De-langgu Kabupaten Klaten. Sema-rang: Universitas Sebelas Maret.
Wiwik Wahidah Osman, A. P. (2013). Konsep Tata Bangunan pada Permukiman Padat di Kawasan Pesisir Pantai, Studi Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (hal. F-42). Makasar: Fakultas Teknik Universitas Hasa-nuddin,.
Wiwik, W. (2011). Studi Potensi Ling-kungan Pemukiman Kumuh di Kampung Kota. Jurnal Jurusan Arsitektur FTSP-ITATS, 29-33.
Yunus, H. S. (2002). Struktur Tata Ru-ang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yunus, H. S. (2008). Dinamika Wilayah Periurban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zahnd, M. (2006). Perancangan kota terpadu, Teori Perancangan Kota dan Penerapannya. Edisi revisi. Yogyakarta.: Kanisius.
Zulkaidi, D. (1999). Pemahaman Peru-bahan Pemanfaatan Lahan Kota Sebagai Dasar bagi Kebijakan Penanganannya. Jurnal PWK., 1.